Kamis, 09 Februari 2017

Mengapa test golongan darah pada kucing dibutuhkan?



Kucing memiliki satu sistem golongan darah (AB system) dengan 3 pembagian, yaitu golongan darah, A, B, dan AB.  Golongan darah menunjukkan perbedaan jumlah protein yang terdapat pada sel darah merah. Di USA, golongan darah A merupakan golongan darah terbanyak, jumlahnya sekitar 94-99%. Sebagian besar sisanya merupakan golongan darah B dan AB (sangat jarang ditemui). Golongan darah ini harus diketahui terlebih dahulu sebelum dilaksanakannya transfusi darah untuk meminimalisir resiko yang kemungkinan dapat terjadi, seperti demam, muntah, diare, gangguan pernapasan, alergi, dan kematian. Transfusi darah biasanya diperlukan untuk kucing yang mengalami anemia akut, level protein rendah, tekanan darah rendah, sepsis, dsb. Transfusi darah harus dilakukan oleh kucing yang bergolongan darah sama. [1]
Hasil dari penelitian di UK, faktor kematian terbesar bayi kucing (0-16 minggu) terjadi saat periode perinatal (< 1 hari) yang  disebabkan oleh Neonatal Isoerythrolysis. [2]Penyebab utama dari Feline Neonatal Isoerythrolysis adalah kucing betina bergolongan darah B dikawinkan dengan kucing jantan bergolongan darah A.[3] Kucing betina bergolongan darah B secara otomatis akan mempunyai antibodi anti-A. Jika Ia dikawinkan dengan kucing jantan bergolongan darah A, beberapa anak kucing akan bergolongan darah A, dan jika anak kucing bergolongan darah A tersebut menyusui colostrum induknya dalam waktu 24 jam, mereka akan menghisap antibodi anti-A. Antibodi Anti-A ini akan merusak sel darah merah dan menyebabkan Neonatal Isoerythrolysis .[4]
Tetapi apabila, perkawinan antara kucing jantan bergolongan darah A dan kucing betina bergolongan darah B tidak dapat dihindari, anak-anak kucing yang baru lahir dianjurkan test golongan darah dan jika hasil golongan darah anak-anak kucing tersebut A atau AB, maka sebaiknya dipisahkan dengan induknya selama 24 jam.[5] Jika bayi kucing bergolongan darah A atau AB menyusui dari colostrum (produksi asi pertama) induk bergolongan darah B maka dapat menyebabkan beberapa gejala, diantaranya :[6]
1.      Kematian secara tiba-tiba, tanpa adanya gejala
2.      Sebagian besar anak kucing akan terlihat lesu dalam beberapa hari. Mereka akan berhenti menyusui dari induknya, menjadi lemas, pucat, dan berubah menjadi warna kekuningan.
3.      Anak kucing biasanya mengeluarkan urin berwarna merah. Hal ini terjadi karena adanya sel gangguan darah merah.
4.      Adapun beberapa anak kucing yang hanya menunjukan beberapa tanda, seperti tidak berfungsinya ujung ekor (terkadang telinga) secara perlahan lahan. Ini disebabkan karena antibodi yang melawan sel darah merah mencegah sirkulasi darah menjadi berlebihan.
5.      Ada juga beberapa anak kucing yang tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Berikut hasil penelitian University of Pennsylvania mengenai presentase golongan darah beberapa jenis kucing :[7]
Breed
% Type A
% Type B
Abyssinian
86
14
American Shorthair
100
0
Birman *
82
18
British Shorthair *
64
36
Burmese
100
0
Cornish Rex
67
33
Devon Rex
59
41
Exotic Shorthair
73
27
Himalayan
94
6
Japanese Bobtail
84
16
Maine Coon
97
3
Norwegian Forest Cat
93
7
Oriental Shorthair
100
0
Persian
86
14
Russian Blue
100
0
Scottish Fold *
81
19
Siamese
100
0
Somali *
82
18
Sphynx *
83
17
Tonkinese
100
0

(*ada kemungkinan me(*Ada kemungkinan memiliki golongan darah AB)


[1] http://www.winnfelinefoundation.org/docs/default-source/cat-health-library-educational-articles/feline-blood-types-transfusion-and-nie.pdf?sfvrsn=2,
[2] https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2899707/#B3,Feline Neonatal Isoerythrolysis and the Importance of Feline Blood Types
[3] Idem.
[4] http://icatcare.org/advice/cat-health/feline-blood-groups-and-blood-incompatibility, Feline blood groups and blood incompatibility.
[5] Idem.
[6] Idem.